Ketika Janji itu terucap Part 2

Kehidupan gue pun terus berlanjut menuju masa putih kotak yang berada di SMP Puspanegara  yang merupakan salah satu sekolah favorit di daerah di sekitar gue, dimana saat itu gue masih punya tujuan tapi entah mengapa seiring berjalannya waktu gue makin malas untuk mengejar cita-cita gue setelah gue pikir-pikir secara matang untuk waktu yang di masa datang.

Masa MOPD pertama gue, gue lalui dengan tanpa emosi tapi entah mengapa untuk seukuran anak baru seperti gue di bilang kuat oleh para senior, padahal proporsi badan gue saat itu jauh lebih kurus di bandingkan sekarang tetapi di sini pula gue mulai mengenal berbagai macam sudut pandang orang dari yang hanya bisa berkata menyaksikan apa yang terjadi sampai yang mempunyai tekad kuat maupun yang masih begitu polos.

Masa MOPD telah menunjukkan siapa diri gue kepada yang lain begitu juga dengan yang lain yang sebenarnya tapi bukan karena di beri berbagai cobaan dan gue hanya menghadapinya dengan begitu saja  tanpa memikirkan hal lain tetapi karena gue dengan bersama yang lain mencoba untuk saling memahami dan membantu sehingga gue n' yang lain pun menjadi lebih akrab yang menjadi awal yang baik untuk gue.

Kelas 7 atau yang biasa di sebut sebagai kelas 1 SMP merupakan langkah awal gue menuju masyarakat yang lebih luas dimana gue harus siap bersaing menghadapi kawan seperjuangan gue yang lain meskipun gue yang saat itu masih bisa di bilang belum memiliki arah.

Ego dan kretivitas yang begitu tinggi akhirnya terluapkan dengan begitu bebas n' kehangatan keluarga besar kelas gue pun begitu terasa n' gue pun kembali bertemu dengan teman saat SD gue n' yang pasti mendapatkan teman lainnya yang bisa di bilang teman baru.

Baru beberapa bulan keadaan berjalan tetapi hubungan yang erat akhirnya mulai menyatukan berbagai insan saat itu meskipun ada kalanya penolakan terjadi n' ada pula yang hanya menjadi sebuah pemikiran yang tak dapat di keluarkan dengan bebas.

Bayu yang saat itu merupakan tetangga sekaligus teman baik gue akhirnya memiliki seseorang yang ia sayang meskipun begitu gue pun beberapa kali menggodanya n' pada akhirnya ia pun mengatakan cinta'a kepada Nur Sabrina atau yang biasa di panggil Nana, meskipun ia akhirnya mendapat sebuah penolakan tetapi ia tetap tersenyum menghadapi segala hal yang terjadi.

Gue pun beranjak menuju kelas 8 atau biasa di sebut kelas 2 SMP yang menjadi moment terakhir dimana gue bisa santai n' gue pun masih tenggelam dalam dunia gue sendiri yang akhirnya membuat gue seakan-akan merasa terpuruk yang terkadang membuat gue akhirnya terdiam tanpa kata menyaksikan semua hal yang terjadi tanpa berkomentar sedikitpun.

Entah mengapa ada yang membuat gosip tentang gue dengan Raden Raisa Wulandari pun kembali beredar tetapi gue yang saat itu sudah berpegang teguh dengan pendirian gue tidak akan mungkin menggagalkannya hanya untuk sebuah hal yang tidak dapat dipercaya ini.

Masuk jam 7 istirahat jam 12 dan pulang jam 2 merupakan rutinitas keseharian gue di sekolah tetapi meskipun begitu, gue yang banyak menghabiskan waktu untuk berfutsal ria di sekolah karena permainan bola kaki itu menarik perhatian gue seperti saat gue main bola voli sehingga mengingatkan gue saat masih SD.

Waktu pun berlalu tanpa terasa n' gue pun harus belajar lebih keras di bandingkan dengan yang lain dikarenakan gue yang memang terkenal dengan malasnya tapi saat Ujian Nasional berlangsung gue tetap tidak belajar dengan giat, mungkin dikarenakan gue yang bisa di bilang masih terjebak di dalam dunia gue walaupun gue coba untuk melepaskannya.

Gue pun akhirnya lepas dari seragam putih kotak di saat gue ngerasa dekat dengan yang lain sedangkan yang lain sudah menemukan masa depan mereka sehingga memaksa gue hanya terdiam menyaksikan kepergian mereka meskipun gue tau gue sudah menyia-nyiakan waktu gue dengan mereka.

Masa SMP gue akhiri dengan kegiatan jalan-jalan. Tapi pensi lah yang saat itu terjadi yang sangat berkesan untuk gue yang saat itu ada bintang tamu dari 'Entong' meskipun begitu bukanlah bintang tamunya yang membuat gue berkesan tapi saat di malam sebelum pensi di adakanlah gue merasa hangatnya sebuah persahabatan meskipun gue yang jarang berinteraksi dengan mereka tetapi mereka semua begitu terbuka dengan gue n' gue pun akhirnya mengerti arti dari sebuah persahabatan setelah dulu gue pernah mengingkari sebuah persahabatan demi sebuah emosi yang terus berkelanjutan.

No comments:

Post a Comment

Copyright © Sebuah Perjalanan