Secercah harapan

Gue yang bisa di bilang memiliki energi negative yang lebih besar di bandingkan positive karena lingkungan gue selama ini selalu put me on the cage finally menemukan glimmer of hope di saat gue mengalami kegalalan berkali-kali di kehidupan gue
beberapa minggu terakhir ini.

Namun di saat kehidupan gue menuju kegelapan yang begitu dingin akhirnya sebuah cahaya datang menghampiri gue n' memberikan kehangatan baru dalam diri gue.

Kisah itu berawal sebelum ujian SNMPTN berlangsung dimana gue menetapkan pilihan untuk mengikuti SNMPTN dengan pilihan Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama n' Universitas Gajah Mada sebagai pilihan ke-2 sebagai tujuan gue melanjutkan pendidikan gue yang lebih tinggi itu seperti di ragukan oleh my mother n' my big brother yang pada awalnya mendukung gue namun di saat itu lah gue menemukan seseorang yang selalu mendukung jalan yang gue tempuh walau gue sendiri tahu kalau tujuan itu hanya menjadi angan belaka n' dye adalah my father yang meskipun galak n' sering acuh tak acuh dye tetep mendukung gue meskipun gue sudah layaknya menjadi pisau yang tumpul namun.

Seusai dari itu berlanjut ke SNMPTN H2 di mana gue kena busted oleh polisi yang sedang mencari uang dengan cara yang tidak halal atau bisa di bilang oleh oknum polisi menurut bahasa gue. 

Kejadian itu berawal ketika sebelum berangkat on location gue berencana gathering first sebelum berangkat on location bersama : 

  • Sulikawati yang biasa di panggil Sulika
  • Mahdi Muzakar yang biasa Mahdi
  • Erfina Rosa yang biasa di panggil Fina
  • Lutfi Ramadhan yang biasa di panggil Lutfi
  • R.M.N.I. Lazuardi yang biasa di panggil Nyink 

but berhubung ada yang ngaret so akhirnya gue n' nyink2 yang pada saat itu memutuskan untuk berangkat dengan kecepatan yang tinggi yang pada saat itu gue n' nyink menghiraukan lampu merah yang pada dasarnya lampu merah itu baru saja menyala so seharusnya di perbolehkan but berhubung polisi jaman sekarang banyak yang menyalahgunakan kekuasaannya so in the end akhirnya gue harus merogoh kocek pada saat itu.

Berlanjut ke pengumuman SNMPTN dimana gue merasakan kekecewaan yang begitu mendalam karena gue mengecewakan orang yang menjadi satu-satunya mendukung segala perjuangan gue meskipun hanya akan menjadi sebuah angan belaka.

Awalnya gue memang sudah memprediksi jika gue telah gagal namun ketika gue melihat sendiri dengan kepala gue bahwa gue gagal perasaan kecewa itu tidak bisa gue bendung lagi sehingga gue pun akhirnya mental gue menjadi jatuh hancur berantakan yang pada akhirnya badan gue menjadi otomatis lemah sehingga gue hanya bisa merenungi kekecewaan itu.

Kisah ini pun berlanjut di saat gue kembali pulang dari Jakarta beberapa hari sebelum di laksanakannya Simak UI untuk bertemu dengan keluarga gue setelah gue tinggal di Jakarta selama beberapa hari menjalani les yang begitu intensif untuk menggapai impian tersebut.

Gue pun tiba di malam hari di rumah gue tercinta sepulang les sekitar pukul 10 malam. Awalnya gue merasa senang karena bisa berkumpul dengan keluarga gue kembali sebelum gue menjalankan Simak UI sekaligus membawakan sebuah hadiah for my little brother yang telah berulang tahun 2 hari sebelum kedatangan gue. 

Namun ternyata mereka layaknya tidak menerima gue sehingga kekecawaan lagi-lagi datang namun di sini gue menyadari bahwa my little brother is kind one tidak seperti yang gue lihat selama ini n' akhirnya gue simpulkan bahwa my little brother become like that because he already fallen bersama teman-temannya di dunia cyber yang juga menjadi menyebabkan gue begitu tertutup sampai kini.

Kisah ini belum usai sampai di sana so gue lanjut di saat gue melihat hasil pengumuman hasil UMPN (Ujian Seleksi Masuk Politeknik Negeri) di mana gue menemukan nama gue menjadi salah satu peserta yang gagal. Kekecewaan itu datang karena gue yang pada saat itu merasa begitu percaya diri dengan kemampuan gue dalam mengerjakan soal-soal tersebut yang pada dasarnya gue sudah mempelajari soal-soal tersebut. Di saat itulah kegelapan kekecewaan kembali menyelimuti gue sehingga membuat gue semakin terpojok n' semakin pesimis untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi cuz kali ini gue bukan hanya mengecewakan my father but I already disappointed the people around me that already help me with all they have.

Kekecawaan yang begitu besar datang ke diri gue silih berganti n' gue pun akhirnya yang telah mengikuti tes Universitas Gunadarma sudah putus asa untuk melanjutkan ke PTN sehingga gue pun berpikiran untuk mengubur impian gue itu di dalam memori gue yang kelam ini.

Setelah kekecewaan datang bertubi-tubi gue pun akhirnya menemukan secercah harapan dalam hidup gue untuk menggapai target dalam hidup gue ini di mana gue menemukan nama gue menjadi salah satu peserta yang lolos dalam program Vokasi di Universitas Indonesia yang merupakan pilihan yang gue ambil sendiri meskipun prodi yang gue pilih bukanlah sesuatu yang gue inginkan namun hal tersebut menjadi harapan baru gue untuk menghadapi kehidupan ini dan juga  menjadi cahaya di dalam gelapnya kehidupan gue ini serta menjadi menghilangkan semua beban kekecewaan yang gue hadapi selama ini.

No comments:

Post a Comment

Copyright © Sebuah Perjalanan