Perjuangan di Jakarta part 1

Hampir 1 minggu sudah gue tinggal di Jakarta lebih tepat'a tinggal bersama keluarga saudara gue.

Well, sebenernya gue sendiri awalnya ga pernah punya niatan kesana karena jika gue memilih berangkat hidup gue bakal berubah 180 derajat dari seperti biasanya.

Seteleh beberapa hari gue mengalami penundaan keberangkatan gue disana keluarga gue sendiri menjadi satu-satunya pihak yang menginginkan kepergian gue tidak terkecuali satupun. 

In that moment I don't even believe it with my own eyes that everyone just want me to leave as soon as possible. In that time I think they don't need me anymore so I just go away from their lives n' go to find a place that I can called home. 

Day 1 ( June, 19th 2011 )
Gue arrived there at 6 pm n' I just take a seat over there n' listen what the people inside that house used to do n' get a sleep.

Day 2 ( June, 20th 2011 )
I woke up in the morning about 4 am n' the people di rumah ini telah bangun n' melakukan their ordinary activity as usual. Well, disini gue menarik sebuah kesimpulan yang membedakan keluarga gue n' keluarga saudara gue n' that's their habbit, di rumah gue bangun siang menjadi suatu hal yang biasa so woke up late is no big problem but in here 1 minute can give a big different result so they really appreciate the time that never stopped to move on.

Sehabis melakukan shalat subuh  gue pun mencoba untuk memulai belajar karena alasan gue berada disana adalah mempersiapkan diri untuk menjalankan simak UI serta tes UMPN.

Well, meskipun belajar di pagi hari bukanlah kebiasaan gue, gue berusaha untuk menjalankannya dengan hati yang tenang n' about 7 am Chia's children entered to my room n' they just play around n' in that moment gue yang berposisikan sebagai tamu memutuskan untuk menemani mereka bermain meskipun pada akhirnya kamarnya menjadi berantakan but with this way maybe pendekatan yang gue lakukan menjadi lebih baik.

Seusai itupun gue melanjutkan kegiatan belajar gue sampai malam. That's not one of my habbit but with this way I think when the time come I will ready so there's nothing to afraid about.

Day 3 ( June, 21th 2011 )
Well, this time I woke late n' I feel so ashamed to 'em cuz when they notice it, they will know seperti apa kebiasaan penghuni rumah gue but at that time gue di perkenalkan dengan salah satu administrator pengurus tempat les yang sepertinya di sanalah gue bakal banyak hal baru n' maybe some new friend. After the meeting I just back to my room n' opened the book once more.

In the afternoon kira-kira sekitar jam 12 gue di ajak pergi menjemput keponakan gue n' keliling kampus UI yang ada di Depok. Well, selain berkeliling gue juga diceritakan tentang Chia n' Chita history in that campus n'  they was awesome just like I think tapi karena tujuan pertama gue disana adalah mencari bahan soal yang bisa jadi pegangan gue untuk menghadapi tes nanti akhirnya gue laksanakan n' gue pun mendapatkannya meskipun  keliatannya senior disana memandang gue aneh.

After have a little time to waste akhirnya gue back to home n' begin to fill up the answer.

Day 4 ( June, 22th 2011 ) 
Gue pun akhirnya mulai terbiasa bangun pagi meskipun paginya hanya terbangun sebelum 6 am.
Belajar mengerjakan soal menjadi salah satu kegiatan favorit gue disana cuz dengan begitu waktu pun menjadi tidak terasa. Anyway in this day too gue akhirnya pergi ke tempat les setelah sekitar 7 tahun gue terakhir.

Well, gue yang mengambil les privat berpikir bahwa ruangan gue bakal berisi gue sendiri but after I opened the door there's 2 girls yang sedang menceritakan problemanya dalam mengerjakan soal. Awalnya gue mau menyapa mereka n' berkenalan but from the way the looked me, I just take a seat n' within a few minute mereka menanyakan ke gue apakah gue seorang mentor n' when I just want to answer that the bell is ringin n' they all just run away back to their class.

Less pun berlangsung n' gue yang saat paginya belum sama sekali belajar di berikan beberapa soal MTK untuk di kerjakan yang alhasil gue hanya bisa mengerjakan 3 dari 10 soal dalam waktu 10 menit. Pembahasan pun di mulai n' gue terlihat seperti orang yang bodoh karena otak gue tidak memproses setiap pembahasan yang masuk. 

Well, setelah gue pikir-pikir penyebab otak gue bekerja secara tidak singkron karena yang mengajar itu seorang ce yang memiliki good looking seperti keturunan Arab-Indonesia dengan jilbab yang di kenakannya yang pada dasarnya gue agak canggung kalau di hadapan seorang ce.

Bel istirahat pun berbunyi n' gue pun akhirnya go outside looking for something to eat. Well, sedikit chit-chat dengan sang pengjual menjadi salah satu cara gue mengenal daerah tempat gue les yang berakhir dengan pertanaan kepada gue apakah gue sedang mencari sebuah pekerjaan atau sudah bekerja.

Well, berlanjut ke sesi ke-2 but this time gue dapet mentor co dengan paras seperti vokalis Kerispatih dengan pelajaran Ekonomi n' gue pun kembali mencoba untuk mengerjakan ke-10 soal seperti sebelumnya n' akhirnya gue dapat mengerjakan 6 dari 10 soal yang tersedia. Pembahasan pun di mulai n' alhasil dari ke-6 jawaban gue, gue hanya benar 3 yang pada akhirnya gue lagi-lagi membuat diri gue menjadi bodoh di hadapan mentor gue.

Les pun usai dengan sebuah pertanyaan di kepala gue " apakah gue tampang gue ini sudah tua ya? "
Hari itu pun berakhir dengan tidur gue yang larut malam karena sebuah pertanyaan sederhana.

Day 5 ( June, 23th 2011 )
Woke up in the morning n' buka buku menjadi kegiatan gue disana.

Well, gue yang masih penasaran dengan pertanyaan yang menghantui gue kemarin akhirnya memutuskan mengenakan pakaian yang gue kenakan saat les kemarin n' alhasil gue pun memang tampak tua 5 tahun dari umur gue. Sedikit mengalami shock dengan kenyataan itu gue pun akhirnya kembali belajar seperti biasanya.

About 11 am gue pergi mencari ATM dimana gue melakukan pembayaran formulir tes. 
Gue pun akhirnya tiba di depan sebuah supermarket dengan keadaan masih dalam pembangunan dalam bagian depan karena ingin di pasang kaca, gue yang saat itu sedang banyak pikiran menjadi bingung harus masuk dari mana n' seorang bapak disana yang mungkin melihat perilaku gue yang sedikit aneh karena ingin masuk melalui celah kecil akhirnya memberitahu gue kalau langsung jalan aja cuz kacanya belom di pasang. 

Well, hearing that gue akhirnya mengulurkan tangan gue n' ternyata benar belum ada kacanya sehingga gue langsung buru-buru pulang dengan perasaan yang tidak menentu.

Eh ... there's something missing part in this day n' that's when I went home, gue berhenti di sebuah fotocopyan yang bisa di bilang sepi n' kekurangan modal. 

Well, gue pun melihat sebuah kenyataan miris n' mendengarkan sebuah fakta menyedihkan tentang kehidupan di Jakarta.

Fakta miris :
  • Sang pemilik toko tidak dapat melakukan pemfotocopyan dengan benar sehingga berulang kali mengalami sebuah kesalahan yang menandakan bahwa ia tidak bisa melakukannya dengan benar n' yang kedua adalah saat gue membeli perlengkapan tulis, saat pembayaran dye pun berulang kali menghitung jumlah yang harus gue bayarkan padahal dye sudah menggunakan kalkulator untuk menghitungnya.
  • Well, ada sepasang orang tua ingin menyekolahkan anaknya di salah satu SD di Jakarta namun anaknya selalu di tolak karena anaknya belum memiliki umur yang cukup n' that's not the problem that I wanted to share but the real problem is setelah mereka berulang kali mendaftarkan anaknya untuk bersekolah anaknya selalu mengalami penolakan karena umurnya kurang dari limit yang telah di tentukan oleh sekolah yaitu 7 tahun, well for some people the just ignored it seperti awalnya gue but umur bukan menjadi salah satu masalah yang harus mereka hadapi tetapi guru-guru di sekolah mereka beranggapan kalau di bawah umur tersebut maka ia takkan bisa mengikuti pelajaran yang ia terima n' guru-guru tersebut tidak ingin repot mengajar.


Well, that 2 make me more realize betapa berartinya pendidikan bagi kehidupan gue.

Day 6 ( June, 24th 2011 )
Well, in this day gue back to home untuk mengambil beberapa berkas yang gue perlukan dalam pengisian form daftar nilai sebelum gue cetak kartu ujian UMPN.

Gue pun pulang ke rumah gue di Bogor walau gue disana hanya 3 jam karena keesokan harinya gue harus kembali untuk les.

Kehadiran gue di rumah di sambut dengan hangat layaknya gue yang melakukan kepergian selama beberapa minggu n' ternyata tanpa kehadiran gue di rumah seisi rumah tampak kacau layaknya rumah yang di tinggal mudik.

In this day there's nothing special but buat gue kehadiran gue yang di kangenin menjadi salah satu hal yang membuat hati gue cheer up.

Day 7 ( June, 25th 2011 )
This time gue mendapatkan sebuah pelajaran berharga penting di Jakarta yaitu menghargai waktu.

Well, hal itu gue dapet karena hari itu gue berangkat ke tempat les gue dengan kendaraan umum yang bagi orang pada umumnya bukanlah hal yang begitu penting karena sudah menjadi kebiasaan mereka.

Berangkat 10 am n' menuju tempat les yang akan di mulai setelah shalat jum'at berpikir bahwa perjalan tidak akan begitu macet but I was wrong so gue beberapa kali terjebak dalam trafic jam selain itu gue juga beberapa kali lost karena melewati tempat pemberhentian sehingga terpaksa menunggu. 

Les pun berlangsung seusai shalat Jum'at n' gue pun mendapatkan sebuah kunci untuk mendapatkan nilai 10 dalam mengerjakan B.Indonesia dengan kuncinya yaitu kesejajaran.

Sepulang les gue memutuskan melanjutkan perjalanan gue back to home di Bogor karena hari Sabtu gue akan menghadiri acara pernikahan temen gue.

Gue pun kembali lost karena terlambat mengejar bus sehingga gue memutuskan menanyakan jalan cepat lain ke arah Bogor yang pada akhirnya gue naik 41 pada malam itu. Di jalan pun gue melihat sebuah wajah yang familiar tapi gue lupa siapa cuz selama gue di Jakarta pikiran mengalami perisetan untuk mendapatkan hasil yang maksimal n' selama perjalanan gue melihat seorang nak yang tidak memiliki lengan dengan wajah yang lesu namun gue dapat melihat dari penampilannya bahwa itu adalah akibat dari tawuran yang dye lakukan so gue back to my cold heart n' ignored him.

Gue pun akhirnya berhasil sampai ke rumah n' in the way home gue mampir ke tempat tongkrongan gue n' mereka semua seperti kaget karena tampilan gue yang begitu berbeda dari biasanya n' mereka pun berpikir kalau gue itu sudah kuliah atau sudah kerja karena penampilan gue yang rapi layaknya orang yang telah sukses namun meskipun mereka bilang begitu gue hanya dapat bilang alhamdullillah semoga saja itu terjadi.

In that day too gue mendapatkan sebuah pembelajaran bahwa sebuah informasi tidak dapat di beli dengan cuma-cuma sehingga setiap gue lost gue harus keluar ongkos demi secuil informasi.


Day 8 ( June, 25th 2011 )
In this day gue menghadiri pernikahan temen gue yang tergolong masih muda. 
Gue pun sampai ke tempat pernikahannya karena mengingat gue di masa lalu yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain sehingga gue pun bersusah payah untuk datang on time with the other old friends.

Well, in this day gue berusaha bersiap-siap on time seperti biasa n' yang terjadi mereka hanya mengulur waktu hingga sampai sore n' kebiasaan ini telah menjamur di Indonesia gue ini yaitu kebiasaan ngaret.

Anyway I just come to there n' gue yang penasaran dengan calon suami temen gue akhirnya terlebih dahulu bersalaman n' gue pun sedikit kaget karena bisa dibilang dari wajatnya suami temen gue itu berumur 25+ sehingga membuat gue sedikit shock namun gue tahu itu adalah pilihan yang terbaik bagi temen gue karena dye pun tetap tersenyum meskipun telah sore. In the end gue hanya berharap temen2 gue ga pernah menyesali perbuatan apa yang merka lakukan karena setiap perbuatan itu pasti memiliki sebuah akibat n' jika akibat itu berdampak buruk maka sebagian orang akan merasa desperate n' kebanyakaan orang akan menjadi malas untuk menjalani hidupnya. 

Ada 3 point yang ingin gue sampaikan selama kurang lebih 1 minggu di Jakarta adalah :

  1. Manfaatkanlah wakt sebaik mungkin karena waktu tidak akan pernah berhenti apalagi kembali so jangan buang-buang waktu.
  2. Kehidupan bukan berakhir di saat kegagalan datang namun kehidupan berakhir setelah keinginan itu hilang.
  3. Nama dan wajah mungkin akan hilang dalam ingatan setiap orang namun semangat yang telah berkobar tidak akan pernah padam jika semangat itu terus di berikan ke generasi selanjutnya

No comments:

Post a Comment

Copyright © Sebuah Perjalanan