Curcol menjelang SNMPTN

Hari ini 30 Mei 2011 adalah hari yg mungkin takkan hilang dari memori gue karena di hari ini gue kehilangan kepercayaan yang membuat genap menjadi 1 minggu full gue merasa di kecewakan.

Rasa kecewa memang selalu datang di akhir sebuah peristiwa dalam hidup setiap insan di muka bumi ini dan hal tersebut tidak luput dari kehidupan gue .

Mungkin sifat gue yang terkadang perfectsionis menghasilkan dampak yang begitu besar dalam kehidupan gue dengan berlaku'a hukum karma. 

Ketika gue sudah berusaha tetap tersenyum di depan mereka yang selalu memanfaatkn gue meskipun gue tahu hal ini akan datang tapi tak di sangka mendengar hal ini dari keluarga gue sendiri yang pada dasarnya keluarga merupakan tiang penopang yang sangat di butuhkan setiap orang dalam menjalani hidupnya.

Memang meski sejak awal kehidupan gue sering terjadi konflik tetapi meskipun begitu gue lah yang selalu mengalah walaupun gue tau klo gue juga patut mendapatkan hal yang sama dengan yang lain.

Begitu banyak hal n' kenangan yang gue buang demi menjaga semua'a yang meskipun dari luar terlihat cuek gue tetap menghargai segala keputusan yang ada dengan mengambil sisi positive'a meskipun hal itu menyakitkan. 

Well kehidupan gue bukan merupakan salah satu kehidupan yang tinggal layak'a pangeran n' berkat itu lah gue belajar dengan segala sesuatu yg ada di sekitar gue.

Seperti kata orang carilah ilmu sampai liang lahat n' hal itu gue terapin dalam kehidupan gue meskipun hal tersebut membuat gue terasingkan. 

Yupz, seperti'a udah menuju jalur out of topik so back to main topic.

Kekecewaan ini mungkin dapat gue hilangkan dari kehidupan gue jika datang'a dari luar seperti biasa'a tetapi kali ini sudah meninggalkan lubang yang akan terus tertinggal dalam hati ini. Mungkin sebagian orang dapat mentolerir kejadian seperti ini dan berkata bahwa itu semua demi kebaikan loe tapi gue bukanlah seperti jutaan dari 1 orang lainnya tapi 1 dari jutaan orang.

Tertusuk dari belakang memang sangat menyakitkan akan tetapi jika hal tersebut berasal dari keluarga sendiri rasa'a bagaikan di lempar ke dalam lubang yang penuh dengan ular yang akan membunuh secara perlahan. Oleh karena itu gue lebih suka orang yang blak2an apa ada'a daripada bermuka 2.

Awalnya gue merasa senang mendapatkan dukungan penuh dari keluarga gue meski gue tw klo senyum itu adalah senyum palsu.

Di saat gue terkapar lemas tak berdaya karena kelelahan hari ini gue pun mendegarkan percakapan yang seharus'a ga gue denger, akan tetapi berkat itu gue menjadi tau siapa kawan n' siapa lawan.
In the end orang yang paling gue benci dalam kehidupan gue menjadi satu2'a orang yang percaya dengan gue.

So untuk menghargai kepercayaan'a gue akhiri tulisan sampai sini n' melanjutkan belajar.

No comments:

Post a Comment

Copyright © Sebuah Perjalanan